Alhamdulillah, Allah bagi kekuatan (kerajinan) menaip di blog usang ini.
Sepanjang hibernasi saya dari ruangan ini, alhamdulillah, kehidupan berlangsung dalam keadaan yang mengujakan.
Prestasi tugasan saya tahun ini agak luar biasa. Mungkin sudah di tengah dekad pertama, bukan lagi waktu untuk main-main dalam kerjaya. Sebagai che'gu, mengajar adalah core bussiness saya yang disulami dengan tugasan lain. Kalau dahulu, saya mudah rasa terbeban dengan tugasan pengkeranian dan melatih yang tak putus, sekarang saya semakin boleh mengurus tugasan dengan baik. Kata kuncinya, 'jangan bertangguh'. Dapat, terus buat. Itu sebabnya saya lama tak menaip di sini. Sibuk menyibukkan diri. Cewah. Poyo.
Alhamdulillah, baby girl kami sudah di usia lebih 5 bulan. Makin macam-macam perangai. Makin berakal. Saya perasan, saya mempunyai suatu ketagihan terbaru, sejak 5 bulan dulu. Ketagih mencium bau baby. Sebelum gi kerja, cium anak. Balik kerja, cium anak. Sebelum buat apa-apa, menggomol baby adalah keutamaan. Orang kata bau baby tu, 'bauan syurga'. Alhamdulillah, saya dan bini dianugerahkan peluang sehebat itu. Kalau baby kami dah menganjak ke usia lain yang menghilangkan bau babynya tu, mungkin saya kena minta ibunya nak baby lagi. Kui kui kui. Rezeki dari Allah.
Sepanjang hibernasi saya dari medan ini juga, perkara paling meruntuhkan semangat saya adalah pemergian Tuan Guru Nik Aziz. Allah sahaja yang tahu betapa luluh hati ini. Longgar lutut, hilang tenaga seharian. Namun, ajal maut adalah ketetapan Allah. Bukanlah pentaksub kepada Arwah. Cuma, telah diberitakan kepada kita, apabila seseorang itu melabuhkan kasih sayangnya sungguh-sungguh pada Allah, Allah akan mengembalikan kasih sayang itu dengan berlipat ganda, dan antara caranya ialah, menyebarkan kasih sayang kepada makhluk-makhluknya agar menyayangi hambaNya tadi. Sangka baik kita pada Arwah, Allah menganugerahkan kasih sayang itu padanya, hinggakan pemergiannya mengundang sedih bukan hanya pada mereka yang sepemikiran dengannya, hatta mereka yang berlainan aliran.
Apa pun, saya berdoa agar tahun ini, kita semua dilimpahi rahmat berterusan, bahagia dunia akhirat. Amin.
Soalan : ada gaya macam orang dah umur 30 tahun menulis tak? Kalau ada, ingat nak reduce sikit kadar keseriusan tu.
Labels
- badminton olimpik 2012 (1)
- bebel (59)
- berentila merokok (4)
- berpesan-pesan lah sesama kita oi (15)
- bersawang (2)
- bertunang (1)
- boikot produk yahudi laknatullah (2)
- boring (1)
- budayakan membaca (1)
- budayakan membaca. komik (1)
- busker (1)
- cerita hujung minggu (2)
- Dah jadi abah (2)
- doakan palestine (2)
- dr zakir naik (1)
- dulu-dulu (1)
- emo sikit gua hari ni (20)
- filem (3)
- fynn jamal (1)
- gangnam lah sangat (1)
- gelaran (2)
- gila ni ada macam-macam gila (6)
- gitar (2)
- Hari buruh (1)
- Hudud dan Qisas (1)
- ilmu dan petua (3)
- integriti (1)
- kebebasan (1)
- kecikguan (8)
- Kembali menaip (2)
- kesihatan (12)
- kita dan masyarakat (14)
- kl sentral (1)
- komik (2)
- kreator (1)
- KSKK (1)
- lagu GST (1)
- layar lagu (2)
- lipas (1)
- listenx1000 (1)
- martial art (21)
- maulid nabi (1)
- merdeka 55 (1)
- mew (1)
- minat (20)
- muzik (13)
- nak jadi abah dah (1)
- nukilan rasa (37)
- orang tua contoh (3)
- outdoor (1)
- pengajaran (2)
- pengemis (1)
- Perpaduan (1)
- peterpan noah (1)
- raya oi raya (2)
- review buku (4)
- rukun negara (1)
- sepagi menyepi (1)
- solo gitar best (1)
- tahun baru 1434H (1)
- takziah (1)
- tulisan jawi (1)
- tulisan pertama 2013 (1)
- vape bingai (1)
Showing posts with label Dah jadi abah. Show all posts
Showing posts with label Dah jadi abah. Show all posts
Sunday, March 1, 2015
Tuesday, October 21, 2014
MENYANDANG TITLE ABAH
Alhamdulillah.
Apa lagi yang mampu saya ucapkan, melainkan ucapan keramat dia atas.
Tanggal 16 September 2014 yang lalu, saya dan isteri mengupgrade title kami menjadi abah dan ibu, bersempena dengan kelahiran cahay mata kami. Seorang puteri.
Alhamdulillah....
Saban hari mendengar radio Sinar FM, kita diperdengarkan pesanan oleh seorang doktor wanita tentang tanggungjawab seorang suami yang beristerikan seorang wanita yang bakal melahirkan anak. Antara saranan doktor tersebut ialah menemani isteri di kamar kelahiran. Dan saya sahut seruan itu.
Terus terang, saya bukanlah berani sangat dengan jarum-jarum, pisau bedah, darah-darah dan uniform putih doktor. Kalau berani, mesti jadi doktor dah sekarang ni, bukan cikgu. Namun, mengenangkan isteri lebih berat menanggung beban sakit melahirkan yang bukan kepalang, saya gagahkan juga. Saya terlalu mahu menjadi saksi kelahiran anak kami.
Alhamdulillah...
Kelahiran puteri yang saya saksikan sendiri prosesnya satu per satu. Diiringi ayat-ayat suci Al-Quran, terutama ayat 'lau anzalna hazal quran...', yang gagap-gagap saya baca kerana pressure di dalam bilik bersalin itu rupanya lebih dahsyat berbanding berada dalam ring sukan tempur atau pentas persembahan, serta air mata yang bukan kepalang, bayi kami selamat dilahirkan secara normal. Menyaksikan sendiri bagaimana sakitnya sang isteri bertarung nyawa meneran melahirkan anak, membuatkan saya berjanji sendiri yang dia takkan saya sia-siakan sampai bila-bila.
Alhamdulillah.,,
Saya bergelar abah di hujung 20an saya. Agak lewat juga berbanding sahabat-sahabat lain, namun rezeki Allah janganlah kita nafikan cepat lambatnya. Ia datang pada waktunya.
Alhamdulillah...
Semoga saya dan isteri lebih tabah menjalani hari-hari berkeluarga dengan pertambahan ahli comel ini. Menyandangkan title abah dan ibu tidaklah semudah disebut dan dieja. Ia datang dengan tanggungjawab dan ujian.
Alhamdulillah...
Apa lagi yang mampu saya ucapkan, melainkan ucapan keramat dia atas.
Tanggal 16 September 2014 yang lalu, saya dan isteri mengupgrade title kami menjadi abah dan ibu, bersempena dengan kelahiran cahay mata kami. Seorang puteri.
Alhamdulillah....
Saban hari mendengar radio Sinar FM, kita diperdengarkan pesanan oleh seorang doktor wanita tentang tanggungjawab seorang suami yang beristerikan seorang wanita yang bakal melahirkan anak. Antara saranan doktor tersebut ialah menemani isteri di kamar kelahiran. Dan saya sahut seruan itu.
Terus terang, saya bukanlah berani sangat dengan jarum-jarum, pisau bedah, darah-darah dan uniform putih doktor. Kalau berani, mesti jadi doktor dah sekarang ni, bukan cikgu. Namun, mengenangkan isteri lebih berat menanggung beban sakit melahirkan yang bukan kepalang, saya gagahkan juga. Saya terlalu mahu menjadi saksi kelahiran anak kami.
Alhamdulillah...
Kelahiran puteri yang saya saksikan sendiri prosesnya satu per satu. Diiringi ayat-ayat suci Al-Quran, terutama ayat 'lau anzalna hazal quran...', yang gagap-gagap saya baca kerana pressure di dalam bilik bersalin itu rupanya lebih dahsyat berbanding berada dalam ring sukan tempur atau pentas persembahan, serta air mata yang bukan kepalang, bayi kami selamat dilahirkan secara normal. Menyaksikan sendiri bagaimana sakitnya sang isteri bertarung nyawa meneran melahirkan anak, membuatkan saya berjanji sendiri yang dia takkan saya sia-siakan sampai bila-bila.
Alhamdulillah.,,
Saya bergelar abah di hujung 20an saya. Agak lewat juga berbanding sahabat-sahabat lain, namun rezeki Allah janganlah kita nafikan cepat lambatnya. Ia datang pada waktunya.
Alhamdulillah...
Semoga saya dan isteri lebih tabah menjalani hari-hari berkeluarga dengan pertambahan ahli comel ini. Menyandangkan title abah dan ibu tidaklah semudah disebut dan dieja. Ia datang dengan tanggungjawab dan ujian.
Alhamdulillah...
Subscribe to:
Posts (Atom)